Unbelievable Crime in London (Chapter 1)
16.01.00
Aku memikirkan dengan tenang kasus itu sekali lagi.
Ah, ya! Akhirnya, aku menemukan jawabannya. “Aku tahu
pelakunya!” ucapku dengan suara lantang namun tetap tenang.
“Benarkah Hakuba?” tanya Inspektur Fred.
“Tentu saja, ini mudah. Pelakunya adalah…” aku menahan
sebentar dan memperhatikan gerak-gerik pelaku. Wajahnya pucat, dan tampaknya
dia memang si pelaku itu. Jadi, aku melanjutkan, “…Dave, anaknya. Benar kan , tuan muda?” aku
menunjuk laki-laki yang terlihat polos itu, namun terlihat sekali wajahnya
menyimpan gurat licik.
“Bagaimana kau bisa menuduhku, bocah? Aku memiliki alibi.
Dan alibiku sangat kuat. Aku tak mungkin melakukan kejahatan itu dalam waktu
kurang dari lima
menit.” Dave berusaha membantah. “Sedangkan, perkiraan kematian mayat
jelas-jelas menunjukkan…”
“Warm House..” potongku tak mau kalah. “Kau telah
membunuhnya semalam, namun menaruhnya di warm house tempat kerjamu, karena
tidak ada yang memeriksa warm house pada malam hari. Lalu, kau memindahkannya
ke tempat ini pagi-pagi sekali, dengan tas yang kau bawa dan kau bilang berisi
bantal itu isi sebenarnya adalah Joe Revald. Meskipun, besar, kurasa tak
mungkin hanya membawa bantal kau tampak sangat kesulitan di kamera pengintai.
Dan jika hanya memindahkan mayat, dua menitpun aku bisa.” ujarku menekannya.
Dia hanya diam. Lalu menghela nafas panjang. “Huh, baiklah
bocah, aku kalah. Semalam ayahku datang ke kantorku dan menentang habis-habisan
pernikahanku dengan Ester, bahkan mengancam akan membatalkan warisanku. Aku
gelap mata dan kelepasan. Tapi sudahlah, itu sudah terjadi.”
Aku menatap Dave Revald digiring ke mobil polisi. Aku
berkata pada Inspektur Fred bahwa mungkin aku aakan datang besok pagi ke kantor
polisi, karena saat ini aku sangat lelah. Sepanjang jalan, aku berpikir, apakah
cinta bisa membuat seseorang sampai membunuh ayah kandungnya? Separah itukah?
Sedang seriusnya aku berpikir, tiba-tiba… Brukk… Aku
merasakan sesuatu menabrakku. Dan sesuatu itu jatuh terduduk.
“Sorry..” ucap sesuatu itu yang ternyata adalah seorang
wanita berambut coklat panjang terikat dua.
“Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf pada nona. Aku yang
tidak memperhatikan jalan.” ucapku sambil mengulurkan tangan. Bermaksud
membantu wanita itu berdiri.
Wanita itu menyambut uluran tanganku dan berdiri.
“Nona sepertinya bukan orang Inggris.” sapaku sopan setelah
wanita itu kembali berdiri.
“Ah, ya. Aku orang Jepang.” jawab wanita itu dengan lembut.
“Benarkah? Aku juga orang Jepang.” sahutku dengan bahasa
Jepang yang lancar.
“Wah.. Tak menyangka bisa bertemu orang Jepang disini.” jawab
wanita itu.
“Ngomong-ngomong, kita belum berkenalan. Aku Saguru Hakuba,
Detektif.” ujarku sambil mengulurkan tangan.
“Aku Ranaomi Kudo. Dan apa kau tahu? Aku juga seorang
detektif. Tapi, mungkin aku masih pemula.” wanita itu menyambut uluran tanganku.
Aku memperhatikan barang bawaannya. Kalau dilihat-lihat, dia
sepertinya kesini bukan untuk jalan-jalan. Kalau dia detektif, mungkin dia mau
memulai suatu penyelidikan. “Ada
yang bisa kubantu Kudo-san?” tanyaku akhirnya.
“Kalau boleh, aku ingin bertanya soal alamat ini,
Hakuba-san.” Kudo-san menyodorkan sebuah kertas kecil bertuliskan sebuah alamat
yang sangat kukenal.
“Aku bisa mengantarkanmu.” tawarku.
“Apa aku tidak merepotkanmu?” tanya Kudo-san.
“Tentu saja tidak.” jawabku.
*
“Silahkan… Ini alamatnya…” aku mempersilahkannya masuk ke
alamat itu, yang merupakan tempat penginapan sederhana.
“Arigatou, Hakuba-san..” aku mendengar Kudo-san
mengucapkannya.
“Sudahlah. Panggil saja Saguru. Rumahku ada di sebelah
penginapan ini.” ujarku.
“Wow, kebetulan yang sangat kebetulan, Hakuba… eh, maksudku
Saguru. Kau boleh memanggilku Naomi.” wanita itu tersenyum manis. Aku
mengangguk.
“Kalau begitu, aku masuk dulu ya… Sampai jumpa, Saguru!”
Naomi melenggang ke dalam penginapan. Namun, sebuah kertas jatuh dari tas Naomi.
Aku memungutnya, dan membacanya dalam hati.
From : James Black
To : Ranaomi Kudo
Diawali 5 bulan yang
lalu.
Untuk pertama
kalinya, sistem keamanan komputer PBB mengalami serangan worm. Worm itu
menembus dengan sangat cepat dan dengan mudah melewati 6 lapis pertama program
keamanan komputer PBB dengan total 99 lapis.
Tanpa diduga, worm
itu berhasil menembus hingga lapisan 46. Padahal, menembus satu lapis-pun
diperlukan virus komputer yang kuat, karena program keamanan itu dibeli dengan
harga yang sangat tinggi pada 10 pembuat program keamanan komputer yang
terhebat dari berbagai belahan dunia.
Setelah menembus 46
lapis, worm itu mati. Namun, 46 lapis keamanan itu rusak, sehingga PBB
mengalami kerugian hingga 95.000.000$.
Lalu, 3 bulan yang
lalu, sistem keamanan data Amerika Serikat yang hanya terdiri dari 50 lapis,
ditembus hingga menyisakan 10 lapis. Sehingga Amerika mengalami kerugian
mencapai 89.000.000$.
Puncaknya, sebulan
yang lalu, dalam waktu yang bersamaan, Presiden PBB dan Presiden Amerika Serikat
mendapat pesan yang sama di e-mail rahasia mereka. Pesan bertuliskan, I AM THE
NEW KING OF THE WORLD.
Setelah dilacak
melalui satelit, pesan tersebut berasal dari London . Dan di London memang ada sebuah
Organisasi terkenal yang sering berusaha meng-hack sistem keamanan PBB, dan
keberadaannya sulit dilacak. Tapi biasanya, mereka bahkan tak berhasil
meng-hack lapisan pertama. Saat ini agen FBI bidang penanganan kejahatan cyber-crime hampir menyerah. Dugaan kuat
FBI adalah organisasi itu. Dapatkah kau menyelesaikan kasus ini, Naomi?
Aku tercengang membaca isi kertas itu. Aku yakin, Naomi
bukanlah detektif pemula. Berdasarkan isi surat
ini, dia adalah seseorang yang pernah menyelesaikan kasus sulit, sehingga
diminta menyelesaikan sebuah kasus cyber-crime yang rumit ini. Jadi, itu
tujuannya datang ke London .
Untuk menyelesaikan kasus itu…
Aku bergegas masuk ke penginapan mengikuti Naomi. Selain aku
harus mengembalikan kertas ini, aku juga tertarik pada kasus cyber-crime ini.
Untungnya, aku masih ingat nomor kamar Naomi. Kamar nomor 25.
Aku berlari sampai di depan pintu kamar nomor 25. Aku
mengetuknya.
Kepala Naomi menyembul dari pintu. Kali ini rambut coklat
panjangnya tak lagi terikat, melainkan tergerai. Membuatnya terlihat lebih
cantik, dan membuatku terpaku selama beberapa saat.
“Ada
apa, Saguru?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
Aku tak berkata apa-apa. hanya menyodorkan kertas yang tadi
aku baca. Kertas berisi surat
dari orang bernama James Black itu. Yang membuatku heran, Naomi tidak tampak
kaget. Dia malah berkata, “ayo masuk!” sambil tersenyum manis.
Aku, masih dalam keadaan antara heran dan terpana melihat
senyumnya, melangkah masuk. Setelah aku masuk, Naomi mengunci pintu.
“Aku tahu, kamu pasti akan kesini, setelah aku menjatuhkan
kertas ini.” Naomi memulai sambil menunjukkan kertas itu.
“Maksudmu? Kau sengaja menjatuhkan kertas itu? Tapi untuk
apa?” tanyaku.
“Tentu saja, aku tidak bisa menyelesaikan kasus ini sendiri.
Aku butuh partner yang berotak cerdas. Dan sebenarnya, sejak kau menjabarkan
analisis kasus keluarga Revald aku telah tertarik untuk mengajakmu sebagai
partner daalam kasus ini. Jadi, apa kau mau?” ucap Naomi langsung pada intinya.
Sepertinya dia wanita yang tidak suka basa-basi.
“Baiklah. Tentu saja aku mau.” jawabku juga tidak banyak
basa-basi.
“Oke, Saguru. Sekarang, aku sedang mencoba melacak sepuluh
pembuat program keamanan komputer yang disebut dalam surat itu.” ujar Naomi sambil kembali
berkutat di laptopnya.
Aku mengangguk. “Ya, aku mengerti.” sahutku. “ Jika sistem
keamanan bisa ditembus dengan mudah oleh penjahat itu, berarti kemungkinannya
cuma dua. Yang menembus adalah orang baru yang sangat mahir komputer, lebih
dari sepuluh orang itu, atau kemungkinan terbesar, pelakunya adalah salah satu
dari sepuluh orang itu.”
“Tepat sekali, Saguru. Itulah yang ku pikirkan.” Naomi terus
berkonsentrasi pada laptopnya. Sedangkan aku, mencoba menyelidiki setiap detail
info yang terdapat dalam surat
dari James Black.
Yang aku tahu saat ini, Naomi bukanlah orang sembarangan.
Apalagi kalau dia bisa berkontak langsung dengan FBI, dan mengetahui
perkembangan pergerakan penjahat itu dengan detail. Padahal, mungkin itu adalah
file rahasia. Aku hanya bisa memandang layar komputer dan melihat kemampuan
pencarian infonya.
Luar bisa gadis ini. Layar laptop itu berganti dengan cepat.
Dan tangannya menari lincah di atas keyboard. “Apa yang sedang kau lakukan?”
tanyaku penasaran.
Dia masih berkonsentrasi. Tapi, akhirnya ia menjawab,
“bukankah aku sudah bilang bahwa aku sedang mengumpulkan data tentang 10
programmer komputer pencipta sistem keamanan PBB. Dan, kau tahu kan , dimana data itu
berada?”
Aku terbelalak. “Jadi, kau sedang meng-hack data PBB?”
“Hahaha..” Naomi tertawa. “Aku tak sehandal itu, Saguru.”
Aku menatapnya dengan bingung. “Aku hanya mencarinya di World Archive. Tentang
10 orang programmer terhandal di dunia.”
“Oh, ya. Aku lupa kalau informasi seperti itu bukanlah
rahasia di dunia komputer.” ujarku merasa sangat bodoh di depan wanita cantik
itu.
Aku diam lagi, memperhatikan kembali setiap detail surat itu. Dan menyadari
satu hal penting…
“Saguru! Aku mendapatkannya!” panggil Naomi membuyarkan
pemikiranku.
Naomi segera menghampiriku dan menunjukkan layar laptopnya
yang berisi data dari sepuluh programmer itu.
James Cook (Male, 46
years old)
Irlandia
Drenedy Halkh
(Female, 28 years old)
Theressa Loch
(Female, 39 years old)
Freedy Path (Male, 41
years old)
Inggris
Grace Trenell
(Female, 37 years old)
Rusia
Harry Berth (Male, 27
years old)
Ariana Harlth
(Female, 25 years old)
Ralph Grown (Male,
Death)
Rowein Golgery (Male,
Death)
South of Korea
Yuri Kariko (Female, Death)
Aku menelitinya dengan seksama. Ada 3 orang yang mati. Berarti, mungkin
tersangkanya berkurang menjadi tujuh orang.
Baru aku mau mengatakan itu pada Naomi, dia bertanya padaku,
“bagaimana pendapatmu?”
“Menurutku,” aku mulai menjawab. “Tersangkanya berkurang
menjadi tujuh orang. Karena yang tiga orang telah mati.”
“Ya, kau benar soal tersangkanya menjadi tujuh orang. Tapi,
bukan karena yang tiga orang telah mati.” sahut Naomi membuatku heran.
“Memangnya orag mati bisa melakukan kejahatan itu ya?”
tanyaku.
Naomi menggeleng. Aku tak mengerti apa maksud gelengannya.
Namun, dia membuka sebuah file lain di laptopnya, yang telah dia copy-paste ke
dalam Microsoft word.
James Cook di
Ambang Kematian
Pria berusia kepala
empat ini dikabarkan hampir mendekati batas usianya. Pasalnya, sudah enam bulan
terakhir, dia terus berbaring di rumah sakit tanpa bisa melakukan apa-apa,
akibat penyakit stroke yang dideritanya. Programmer cerdas ini sekarang hanya
tinggal cerita dan separuh kharisma, meski karyanya sangat berarti untuk dunia.
(Posted 1 day ago by DiamondRun)
Harry Berth
Kehilangan Akal
Pria tampan asal China
yang merupakan salah satu programmer terhebat di kalangan pecinta komputer ini,
mengalami gangguan jiwa. Hal ini sebenarnya telah diderita oleh Berth sejak setahun
yang lalu. Itulah alasan kenapa Berth tak lagi tampak di dunia komputer dan
menjual software-nya. Karena dia harus diisolasi di Mental Hospital Saint
George, Germany .
Sayangnya, kabar itu baru sampai hari ini di telinga para pecinta komputer.
Semoga Berth bisa mendapatkan kembali akalnya.
(Posted 5 days ago by LightStar)
Menyedihkan..
Makin banyak ya
programmer handal yang tidak bisa lagi menjadi programmer. Jadi ingat kematian
tragis Yuri Kariko di Thelma Hotel, London
setahun lalu. Dan, hilangnya Rowein Golgery yang masih jadi misteri. Kemana ya
para programmer keren itu.
(Comment posted on article “Harry Berth Kehilangan Akal” by RossSun)
Re : Menyedihkan..
Iya, RossSun, Golgery
memang sudah dinyatakan meninggal, tapi jenazahnya tidak ditemukan. Dan, itu
tetap menjadi misteri. Kariko-pun ditemukan dalam keadaan tubuh terbakar total.
Mereka memang pasangan kekasih yang sangat serasi ya. Mati-pun bersama.
(Comment posted on article “Harry Berth Kehilangan Akal” by LightStar)
Kematian Yuri
Kariko dan Hilangnya Rowein Golgery
Yuri Kariko,
programmer muda berbakat dinyatakan tewas malam ini dalam kebakaran di Thelma
Hotel, London .
Sumber kebakaran tidak diketahui. Sosok Kariko ditemukan terbakar hangus.
Jenazahnya diidentifikasi melalui cincin yang digunakannya. “Cincin itu terbuat
dari berlian asli, dan dipesan khusus oleh Kariko.” ujar salah satu pembuat
cincin terkemuka di dunia yang membuat cincin itu.
Saat tewas, Yuri
Kariko diperkirakan sedang bersama Golgery, kekasihnya yang juga seorang
programmer. Karena jenazah Golgery tidak ditemukan, masih ada harapan bahwa
Golgery masih hidup. Namun, karena setelah sebulan sejak kejadian tak ada kabar
dari Golgery, pria itu dinyatakan telah meninggal kemarin.
(Posted 11 months ago by RecraSemra)
Apa Penyebab
Kematian Ralph Grown?
Dunia program komputer
sampai saat ini masih bertanya-tanya. Apa sebenarnya penyebab kematian Grown?
Keluarganya hanya mengabarkan kematiannya minggu lalu tanpa memperlihatkan
jenazahnya, dan tanpa memberitahu penyebab kematiannya. Apa yang sebenarnya
terjadi.
(Posted 1 year 2 months ago by KeshaRika)
“Maksudmu, Naomi?” tanyaku setelah selesai membaca apa yang
ada di file tersebut.
“Artikel singkat dan komentar ini aku kutip langsung dari
World Archive dan World Forum. Semestinya bisa menjelaskan siapa saja yang
tidak masuk sebagai tersangka.” ujar Naomi sambil menatapku tajam.
“Kalau begitu, yang tidak masuk hitungan adalah, James Cook
yang di ambang kematian, Harry Berth yang sakit jiwa, dan Yuri Kariko yang
meninggal dengan identifikasi yang jelas.” jawabku mulai mengerti.
“Exatly-“ katanya. “Dan kalau aku hanya mengutip artikel
ini, kau tahu siapa yang paling mencurigakan?”
“Tentu saja, Naomi. Pastinya Rowein Golgery dan Ralph Grown.
Tapi, bukan berarti yang lain lolos dari kecurigaan.” sahutku dengan seringai
khas.
Naomi tak menyahutiku, hanya sedikit mengangguk. Lalu, gadis
itu berkutat lagi dengan laptopnya. Ia membuka sebuah program, dan log-in
dengan username Thief’sDetect ..
Aku hanya memperhatikannya melakukan komunikasi dengan
seseorang bernama SliceDark ..
SliceDark : Lama tidak kontak
denganmu
Thief’sDetect : Selidiki kematian Ralph Grown dan Rowein
Golgery
SliceDark is typing…
Aku menatap wajah Naomi sekilas dan memperhatikan mimik
wajahnya. Sangat serius dan… menyeramkan, kurasa. Selain itu aku memikirkan apa
arti dari username Naomi yang bernama Thief’sDetect
–pendeteksi milik pencuri-? Sangat aneh dan mencurigakan. Namun, aku kembali
memperhatikan layar karena tidak ingin ketinggalan hal penting dalam
percakapannya dengan seseorang bernama SliceDark.
SliceDark : Haha.. Kau selalu
saja begitu.. To the point tanpa basa-basi..
Thief’sDetect : Sudahlah.. Lakukan saja..
SliceDark : Apa bayarannya?
Thief’sDetect : Penjara seumur hidup, atau panggung
eksekusi kurasa cukup untuk bayarannya.
SliceDark is typing…
Aku kengerutkan kening. Bayaran macam apa itu?
SliceDark : Oh, baiklah..
Dasar pengancam..
Thief’sDetect : Aku mau secepatnya!
Thief’sDetect closing
conversation…
“Nah, Saguru. Sekarang, lebih baik kita memeras otak sampai
kabar dari SliceDark datang.” ujar
Naomi sambil mencetak dokumen yang barusan kubaca di layar laptop. Tentang
sepuluh programmer dan kabar-kabar penting soal mereka.
“Ya, Naomi. Yang saat ini bisa kusimpulkan. Keadaan Cook,
Berth, dan Kariko tidak memungkinkan untuk melakukan kejahatan. Karena kematian
yang teridentifikasi, dan meskipun masih hidup, taampaknya tidak dapat mendekati
PC, laptop, atau sejenisnya untuk melakukan kejahatan tersebut.” jawabku
panjang lebar. Naomi hanya tersenyum. Kalau tersenyum seperti itu, dia jadi
kelihatan manis. Tunggu dulu… Manis? Aaah, berpikir apa aku ini? Harusnya aku
berkonsentrasi pada kasus.
“Tapi Saguru, apa kau tidak heran soal sesuatu?” tanya
Naomi, sedikit membuyarkan pikiranku.
“Heran? Soal apa?” aku balik bertanya. “Tak ada yang aneh
kurasa. Semuanya masuk akal sejauh ini.”
“Dalam surat itu, kan tertulis bahwa yang
mencurigakan adalah sebuah organisasi. Kau tidak heran kenapa aku menyelidiki
orang per-individu? Bukannya mencari info tentang organisasi itu.”
“Hahaha..” aku tertawa. “Apa maksudmu adalah mengetesku?”
cibirku. “Aku tidak segitu bodohnya, Naomi. Dalam surat yang dikirim ke presiden PBB dan
presiden Amerika Serikat tertulis, I AM
THE NEW KING OF THE WORLD, jadi yang pertama terpikir olehku adalah,
pelakunya seorang laki-laki. SEORANG dan bukan SEBUAH ORGANISASI.”
“Wah Saguru, aku terkesan padamu. Ternyata kau bisa berpikir
sejauh itu.” puji Naomi.
“Yah, aku tersanjung. Tapi kurasa, petualangan kita ini
berbahaya. Dan, baru saja dimulai…”
To be Continued…
Part 2
Kesimpulan
yang salah kuambil. Tanpa tahu itu membahayakan nyawa dunia
0 Comments