Selasa, 14 Juni 2016

Unbelievable Crime in London (Chapter 3 - Final)

“Apa yang ditembus?” tanya Miss Halkh dengan wajah panik.
“Sebelum itu, boleh kami masuk dulu?” Naomi memohon. Kali ini keadaannya kulihat sudah agak lebih tenang.
“Tentu saja. Mari masuk!”
Kami bertiga masuk ke dalam rumah mini itu. Namun, meskipun mini, ternyata rumah itu cukup nyaman. Kami dipersilahkan masuk ke ruang tengah. Di pinggirnya, sebuah laptop bertengger di atas meja dalam keadaan terbuka.
Miss Halkh mendekati laptop itu dan menekan beberapa tombol di laptop itu sehingga semua jendela yang melingkupi rumah itu tertutup. Lampu, ruangan itu menyala.
“Aku tahu kalian bukan hanya sekadar fans biasa.” Miss Halkh mengawali setelah mempersilahkan aku dan Naomi duduk di kursi yang melingkari sebuah meja. “Jadi, aku sudah mengunci pintu dan menutup semua jendela, agar kalian bisa berbicara dengan leluasa. Ruangan inipun kedap suara.”
Aku dan Naomi mengangguk. Dalam hati, aku sangat mengagumi rumah ini. Benar-benar khas seorang programmer.
“Kak, bisa aku pinjam laptop kakak? Kakak seorang programmer, ‘kan?” tanya Naomi agak panik.
“Ya, memang kenapa?”
“Perusahaan papaku sistem komputernya diserang oleh virus ganas, dan saat ini, seperempat dari antivirus yang dipasang sudah lenyap. Aku mohon, kak. Bantu aku.” Naomi merengek agak pemaksaan.
Miss Halkh yang ditodong oleh Naomi menyanggupinya. “Oh, baiklah. Aku akan mengambil laptop-ku dulu ya, di kamar.”
Tak lama kemudian, Miss Halkh kembali dengan laptop di tangan. “Oh mana kacamataku?” ringisnya.
“Sudahlah, kak. Ayo sebelum sistem kami berhasil di rusak. Kalau nggak jelas, biar aku yang bacakan.” pinta Naomi.
Miss Halkh mengangguk. Dia meletakkan laptopnya di meja yang kami lingkari dan menyalakannya. “Untuk menyelamatkannya, kamu harus masuk dulu kea kun perusahaan papamu itu. Apa kamu…”
Sebelum Miss Halkh menyelesaikan kata-katanya, Naomi mengambil alih laptopnya. “Aku mengerti.”
Tapi yang dilakukan Naomi bukannya masuk ke account sebuah perusahaan, tapi malah melihat data-data program yang dibuat oleh Miss Halkh, dan mengirimkannya ke e-mail atas nama Naomi. Aku jadi berpikir, mungkinkah ini hanya jebakan dari Naomi. Setelah selesai mengirim screen-shot, Naomi membuka account sebuah organisasi dengan nama FBI… tunggu… FBI? Jangan-jangan Naomi ini adalah…
“Kak, bagaimana caranya agar serangan virus ini berhenti?” tanya Naomi, mengacaukan pemikiranku.
Miss Halkh mengambil alih lagi laptopnya sambil susah payah menyipit-nyipitkan matanya. Aku menangkap sebuah benda yang dicari oleh Miss Halkh tadi. Yaitu, kacamatanya. Tanpa pikir panjang, aku menyerahkan kacamata itu kepada Miss Halkh.
“Terima kasih…” kata Miss Halkh. Namun, seketika matanya terbelalak. “FBI? Di hack? Kenapa kamu nggak bilang?” Miss Halkh jarinya langsung menari lincah di atas keyboard, dan terakhir meng-klik enter.
Naomi menatapku agak garang setelah aku menyerahkan kacamata Miss Halkh. Namun, begitu melihat cara kerja Miss Halkh, dia tidak jadi memberiku tatapan garang.
“Virus ini sangat sulit dikendalikan. Sepertinya, ini merupakan virus terbaru. Satu-satunya yang bisa mencegah virus ini hanyalah program terbaruku, tapi itu belum sempurna.”
“Belum hilang?” tanya Naomi terkejut. “Berarti…” seperti tersadar sesuatu, dia langsung mengambil hand-phonenya dan menelepon seseorang.
“Jadi, program yang kuberikan?” terdengar samar-samar jawaban dari seberang. “Sial!” dan Naomi langsung menutup telepon dengan garang.
“Virus macam apa ini?” rutuk Naomi di hadapan laptop.
“Bagaimana kalau kita coba gunakan antivirus Miss Halkh yang kita sempurnakan dengan program yang Naomi buat?” saranku.
Mereka berdua serentak menatapku. Aku jadi agak salah tingkah ditatap seperti itu.
“Apa programmu untuk menangkal worm?” tanya Miss Halkh pada Naomi, dan Naomi mengangguk.
“Keluarkan program itu!” perintah Miss Halkh. Naomi tanpa pikir panjang melepas kalungnya dan menyolokkan bandulnya ke dalam lubang USB.
Laptop langsung bereaksi kerlap kerlip dan sebuah kotak putih muncul di tengah layar yang penuh warna biru. Naomi menarikan jarinya dengan lincah di atas keyboard laptop, dan datanya sekejap terbuka. Naomi meng-copy sebuah program dan langsung menarik USBnya keluar.
“Kenapa?” tanya Miss Halkh.
“Tiga menit setelah data tercopy, jika USBku tidak dilepas, maka akan terjadi ledakan besar.” jawab Naomi santai seolah itu adalah hal yang biasa.
Saat ini kulihat di layar komputer bahwa sang hacker telah melenyapkan 80% sistem keamanan.
“Jadi!” teriak Miss Halkh.
Wajah Naomi yang tadinya agak pucat kali ini cerah kembali. “Semoga ini berhasil…” doanya.
Setelah program itu dikirim, waktu terasa berjalan sangat lama. Lima menit… Sepuluh menit… Lima belas menit… Tidak terjadi apa-apa.
Dimenit ke-20…
Layar komputer yang sebelumnya bertuliskan Working, saat ini berganti menjadi,
Victory!
Kami bertiga saling berpandangan. Berhasil? Wow, kami berhasil. Dan Miss Halkh langsung menyimpan data program pencegah worm itu. Sedangkan Naomi memastikan bahwa komputer itu melenyapkan saeluruh data-data tentang FBI.

*

“Kurasa, itu adalah worm terkuat yang pernah kuhadapi.” racau Miss Halkh setelah keadaan tak lagi tegang.
Naomi hanya mengangguk. Dalam pikirannya tetap berkecamuk tentang siapa pelaku sebenarnya kasus ini.
“Hanya dua orang sih yang mungkin membuat worm sekuat ini. Antara Golgery dan Kariko. Mereka sama-sama rela bahkan meng-hack sistem perusahaan sabun mandi hanya untuk memiliki gambar wanita sexy-nya.” tambah Miss Halkh.
Mau tidak mau aku tertawa. Lalu, aku dan Naomki pamit pulang. Tapi, Miss Halkh memanggil kami.
“Tunggu dulu gadis kecil, siapa kamu sebenarnya? Anak dari agen FBI? Tapi kurasa, terlalu berlebihan memberikan akses masuk untuk seorang…” Miss Halkh mendadak diam melihat apa yang ditunjukkan Naomi. Bukan cuma Miss Halkh yang terkejut, bahkan aku-pun juga.

Federal Bureau of Investigations
Ranaomi Kudo, Expert Agency

*

Sudah tiga hari sejak aku tidak lagi menemui Naomi. Karena aku mendapat permintaan kasus pembunuhan berantai. Dan, kupikir, Naomi mampu melanjutkan penyelidikannya sendiri.
Pagi ini, aku agak rindu padanya. Jadi, aku memutuskan untuk mengunjunginya. Segera setelah aku masuk, yang dia katakan padaku adalah, “aku tidak berhasil menemui keluarga Kariko. Mereka seluruhnya terbakar di malam setelah kita menemui Miss Halkh. Rumah mereka dan mereka tak tersisa. Aku jadi makin yakin siapa pelakunya.”
Aku mengangguk paham. Akupun jadi makin yakin kalau Yuri Kariko pelakunya.
“Tapi, ada satu fakta yang aneh, Saguru. Golgery mengalami kecelakaan sehingga wajahnya diperban. Setelah Mura Kariko mati karena kecelakaan mobil dan jatuh ke jurang.”
Aku mencoba berpikir. Kenyataan ini begitu aneh. Tiba-tiba layar laptop Naomi berkedip.

SliceDark             : Aku sudah berhasil mendapatkan alamat orang bernama Chele Minred.
  Ini dia, Galv Street 34C, London, Inggris
Thief’sDetect    : Oke, thanks Dave Muckar..
SliceDark             : Aku SliceDark..
Thief’sDetect    : Tapi itu nama aslimu..
Thief’sDetect closing conversation…

Aku memikirkan sesuatu. Mencoba memikirkan kemungkinan yang masuk akal.
“Kemarin, aku sudah meminta FBI menyelidiki kematian Ralph Grown.. Dan, Delta Hospital ternyata memang memiliki semua data kesehatannya. Sedangkan, Drenedy Halkh, kita tahu bahwa dia kemarin membantu kita melawan worm itu. Lagipula, sepertinya, dia tidak terlalu pintar.” jelas Naomi.
“Ya, kurasa Miss Halkh orang yang baik.” ujarku.
“Apa kau mau ikut, Saguru? Aku ingin memastikan alamat ini.” tawar Naomi.
“Nggak, Naomi. Aku ada urusan lain.” jawabku. Ada satu hal yang ingin aku lakukan. Menemui lagi Drenedy Halkh.

*

Aku menyusuri jalan sambil memikirkan Naomi. Kenapa ya, akhir-akhir ini aku selalu tidak tenang jika berada di hadapannya? Jantungku berdebar tak karuan.Dan sekarang, saat Naomi mengunjungi kediaman Chele Minred, perasaanku sangat tidak tenang. Apakah dia akan baik-baik saja?
Sebenarnya, di dalam otakku telah terkumpul semua faktanya. Hanya saja, sisi lain diriku masih belum yakin.
Setelah sampai di depan rumah Miss Halkh, aku melihat Miss Halkh ada di depan pintu rumahnya. Aku langsung menghampirinya tanpa pikir panjang.
“Hei, kau…” sapa Miss Halkh mendahuluiku. “Ada perlu apa lagi?”
“Apakah Kariko yang kau maksud kemarin adalah Yuri Kariko?” tanyaku langsung.
“Yuri? Ah, bodohnya kau. Tentu saja Mura. Yuri itu wanita yang terlalu lurus. Bahkan program keamanan FBI kudengar dibeli dari Yuri dan Mura. Mereka memang kembaran yang pas.”
Aku membeku sejenak. Namun, langsung berlari kencang. Tujuanku adalah Galv Street 34C. Naomi dalam bahaya, dan aku tau siapa pelakunya.

*

“Permainanku baru saja dimulai Thief’sDetect, atau boleh kupanggil kau Detective?” suara pertama yang kudengar adalah suara laki-laki yang berbicara pada Naomi.
“Aku tahu kau pelakunya.” sahut suara yang kukenali sebagai Naomi.
“Bagaimana bisa? Kau begitu bodoh sampai datang kesini.” hina laki-laki itu.
“Tentu saja mudah.” aku masuk dan berbicara. “Yang jatuh ke waktu itu bukanlah saudara kembar Yuri Kariko, melainkan kekasihnya, Rowein Golgery. Namun, dia menggunakan mobilmu. Lalu, setelah itu, karena tidak mau menyakiti hati Kariko, kembaranmu, kau berpura-pura kecelakaan dan memperban wajahmu sehingga kau lebih leluasa berpura-pura menjadi Golgery.”
Aku menghentikan sebentar pertunjukkan analisisku dan memandang tubuh Naomi yang diikat ke tiang dan tujuh moncong pistol diarahkan padanya. “Setelah kau, sebagai Golgery palsu, dengan Yuri Kariko bertunangan,” aku melanjutkan, “kalian makan malam romantis. Namun, gedung itu terbakar. Kau bisa kabur tetapi Yuri tidak. Sehingga kau merasa dendam kepada Amerika Serikat yang tidak bisa menyediakan penanggulangan kebakaran yang baik. Akhirnya kau memutuskan untuk balas dendam, dan sebagai langkah awal, kau merancang identitas sebagai Dave Muckar.
“Kau lalu berusaha menciptakan sebuah program yang bisa merugikan Amerika Serikat. Tapi, setan menguasaimu dan akhirnya kau berniat menguasai PBB dengan memanfaatkan keahlianmu. Programmu sudah matang, tapi kau berpikir, bagaimana bisa kau bertindak sendirian? Akhirnya, setelah kau mendengar bahwa ada sebuah organisasi yang berencana meng-hack data PBB namun tak berhasil, kau memanfaatkan mereka untuk menjadi pasukanmu dan menjalin kerjasama dengan mereka.”
Aku mendekati Naomi perlahan, sambil tetap berbicara. “Semua berjalan lancar, karena awalnya PBB dan Amerika Serikat terlihat sangat panik sampai mengerahkan FBI untuk menangkap organisasi kalian, maka dari itu, 3 hari yang lalu, kau meng-hack sistem FBI. Untungnya, berhasil dicegah.
“Tapi sejak awal, niatmu adalah untuk menguasai dunia sendirian, maka pesan itu bertuliskan, I AM THE NEW KING OF THE WORLD. Setelah mendapatkan contact dari seseorang bernama Thief’sDetect, kau merasa gusar. Karena dia mengetahui semua identitas samaran yang kau buat. Bahkan dia mengancammu. Aku sendiri sebenarnya tau, bahwa nama Muckar diambil dari singkatan Mura Kariko. Untuk menghindar dari kecurigaannya, kau menuruti semua permintaannya. Hingga akhirnya kau menjebaknya disini.
“Tapi, perhitunganmu meleset. Karena… FBI telah menunggumu di luar sana.”
Aku sempat melihat sunggingan senyum di wajah Naomi, sebelum mendengar suara, “Sialan kau bocah detektif!”
Aku langsung berlari melindungi Naomi yang masih terikat. DOORR!!
Tiba-tiba, aku merasa ada yang nyeri di dadaku. Rasanya sakit. Namun, aku sempat mendengar sebuah percakapan.
“Aku melakukannya karna aku mencintai adikku.” suara Dave Muckar. “Aku mencintainya sebagai seorang pria terhadap wanita. Aku benar-benar mencintainya.”
“Ini tidak bisa dipercaya.” suara Naomi terdengar. “Ini kejahatan yang tak bisa dipercaya. Karena seseorang mencintai kembarannya sendiri. TAK BISA DIPERCAYA!” teriak Naomi.
“Kurasa itu bisa dipercaya.” aku tak sadar berbicara. “Karena pengorbanan untuk cinta seperti itu, baru saja aku lakukan.” dan semuanya menjadi gelap.

*

Aku membuka mata perlahan. Hal pertama yang aku lihat adalah wajah wanita cantik berambut coklat panjang yang terbungkus jaket hitam berlogo FBI dan rok mini hitam. Wanita itu sedang menggenggam tanganku. Dan hal kedua yang aku sadari, aku sedang berada dalam sebuah ruangan di rumah sakit.
“Kau sudah sadar, Saguru?” tanya wanita itu dengan nada cemas.
Aku mengangguk,  berusaha membuka mata lebih lebar lagi. “Berapa lama aku seperti ini?”
“Kurang lebih, tiga minggu.” jawabnya. “Paru-parumu terkena peluru. Untung saja tak terlalu dalam.”
Aku memperhatikan wajah wanita itu, dan memperhatikan apa yang dibawanya. “Kau mau kemana?” tanyaku.
“Aku harus kembali ke Amerika Serikat. Dan hari ini, kalau kau tidak siuman juga, aku berencana pamit padamu yang masih pingsan.” jawabnya.
Aku malah membahas hal lain. “Aku tau kenapa kau menggunakan username Thief’sDetect. Karena, jika dibalik dan dibaca akan menjadi Detective’s yang artinya milik detektif.”
“Apa kau nggak sedih aku pergi?” tanyanya.
Aku menatapnya sendu. Tentu saja aku sedih. Sangat sedih malah. “Apa kau akan kembali?”
Naomi mengangkat bahu, “entahlah…”
Kami diam untuk beberapa saat. Lalu dia bicara lagi. “Saguru, aku ingin berterima kasih untuk semuanya.”
Dan, sebelum aku bisa menjawab, aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh bibirku. Aku terbelalak. Ranaomi Kudo menciumku? Tunggu, Kudo? Shinichi Kudo?
Dia menarik bibirnya dari bibirku dan bersemu merah. Lalu langsung berbalik hendak meninggalkan ruangan ketika aku memanggilnya. “Naomi!”
Dia menoleh. “Apa hubunganmu dengan Shinichi Kudo?” tanyaku.
“Aku adiknya.” jawabnya.
“Oh, ya? Eh, kau tau sesuatu?”
“Apa?”
“Aku mencintaimu, Naomi.”
“Aku juga, Saguru.”
Dan saat ini aku tau, bagaimana cinta bisa membuat orang bertindak gila. Karena ini juga membuatku gila.

…end of Unbelievable Crime in London


Awal dari sebuah perjalanan panjang wanita misterius itu, di fanfic Great Detective

0 comments:

Posting Komentar